Senin, 26 Oktober 2015

Makalah Supervisi Pembelajaran

Makalah Supervisi Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejak zaman Belanda hingga awal tahu 1950-an, kata supervisi yang popular sekarang, lebih dikenal dengan istilah inspeksi. Karenanya kegiatan supervisi pembelajaran yang kita kenal sekarang, dulunya merupakan aktivitas inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan atas proses belajar mengajar.
Hingga saat ini sesekali kegiatan supervisi itu masih berbau inspeksi, karena sifatnya melakukan pemeriksaan, pengawasan, dan penilikan. Namun demikian, titik tekan inspeksi adalah menyalahkan, sedangkan supervisi titik fokusnya adalah melakuakan bimbingan professional. Karena itu, supervisi dapat diberi makna sebagia inspeksi untuk mencari kelemahan-kelemahan guru hanya sebuah diagonis, yang kemudian ditindaklanjutin dengan kegiatan bimbingan professional terhadap mereka.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan supervisi pembelajaran
2.      Apa saja yang dibahas dalam supervisi pembelajaran
3.      Bagaiman peran dan tugas pokok para supervisor pembelajaran

C.     Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan
2.      Untuk memahami pengertian supervisi pembelajaran
3.      Untuk mengetahui ruang lingkup supervisi pembelajaran




BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal sekolah lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Supervisi ini berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertubuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode pengajar yang lebih baik, cara penilaian yang sisitematis terhadap fase seluruh proses penalaran, dan sebagainya.[1] Sedangkan menurut para ahli adalah:[2]
Ø  H. Burton dan Leo J. Bruckner: suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ø  P. Adams dan Frack G. Dickey: suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
Ø  Alexander dan Saylor: suatu program insevice education dan usaha memperkembanagkan kelompok secara bersama.
Ø  Boarman: suatu usaha menstimulasi, mengoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat modern.
Ø  Kimball Wiles: kegiatan untuk membantu tugasnya secara baik.
Ø  Mc. Nerney: suatu prosedor memberi arah serta mengadakan penilain secara kritis terhadap poses pengajaran.



B.     PENGERTIAN SUPERVISI PEMBELAJARAN
Secara etimologi, supervisi pembelajaran sering diartikan sebagai serangkaian bantuan usaha dari guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, dan pengawasan serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar.[3]
Banyak pakar yang memberikan batasan supervisi sebagai bantuan pada staf untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik, Adams memberikan batasan sebagai perencanaan program perbaikan pembelajaran. Sementara itu Wies memberikan batasan supervisi sebagai berikut: “supervision is service activity that exits to help teacher do their job better”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, nyatalah bahwa supervisi pembelajaran adalah sebagi berikut:
Ø  Serangkaian bantuan yang berwujud layanan perofesional.
Ø  Layanan professional tersebut dibarikan oleh orang yang lebih ahli kepada guru.
Ø  Maksud layanan professional tersebut adalah agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan rencana pendidikan akan tercapai.
Batasan supervisi pembelajaran yang demikian ini sekaligus mereduksikan supervisi pembelajaran model lama. Supervisi pembalajaran model lama, sebanarnya lebih mencerminkan dari segi etimologis, yang nama praktik-praktik supervisi lebih banyak mengarah ke inspeksi, pemilik dan pengawas.

C.     TIPE SUPERVISI PEMBELAJARAN
Supervisi pembelajran mempunyai banyak tipe, diantaranya adalah:[4]
Ø  Supervise sebagai inspeksi
Tipe supervise pembelajaran seperti  inihanya ingin mencari kesalahan gurunya, tanpa dimaksudkan untukmelakukan pembinaan. Bahkan ia bukan membina, malah membinasakan. Tipe supervisor pembelajaran seperti ini biasanya dilakukan oleh pengawas atau administrator sekolah yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai inspektur yang bertugas mengawasi guru.
Ø  Supervisi yang Laisses faire
Tipe supervisi pembelajaran seperti ini dijalankan oleh pengawas atau supervisor secara tanpa pendirian alias sebab boleh. Dengan tipe supervisi ini, guru guru boleh mengajar tanpa diberi petunjuk yang benar.
Ø  Supervisi yang coersive
Tipe supervisi seperti ini, sifatnya memaksa kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi ataupun kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian.
Ø  Supervisi yang bertipe training dan guidance
Tipe supervisi pembelajaran seperti ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan kepada guru dalam rangka peningkatan dan pengembangan kemampuan profesionalnya. Hal yang positif dari supervisi pembelajaran ini adalah guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari administrator sekolah atau pengawas.
Ø  Supervisi demoktratis
Tipe supervisi yang demoktratis memerlukan kondisi dan situasi yang khusus untuk menjalankan tugasnya. Pemampilan berbeda dengan beberapa tipe yang dikemukakan sebelumnya. Bagi supervisor pembelajaran yang demoktratis, dialog, diskusi, kesepakatan bersama, menjadi sanagat penting, tanjung jawab bukan hanya seorang administrator sebagai pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan kepada guru sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.

D.    PENDEKATAN SUPERVISI PEMBELAJARAN
Dalam pelaksanaan supervisi, karateristik guru yang dihadapi oleh supervisor berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari sisi usia dan kematangannya, pengalaman kerja, motivasi maupun kemauan guru. Karena itu supervisor harus menerapkan pendekatan yang sesuai dengan karateristik guru yang akan dihadapinya, beberapa teknik yang dimaksud dibahas di bawah ini:[5]
Ø  Supervisi ilmiah
Kegiatan supervisi bersifat akademik karena itu harus dilakukan secara ilmiah.         John D. McNeil, menyatakan bahwa terdapat tiga pandangan mengenai supervisi ilmiah, yaitu:
1)      Supervisi ilmiah dipandang sebagi supervise yang dipengaruhi oleh perkembangnya manajemen ilmiah dalm dunia industri.
2)      Supervisi ilmiah dipandang sebagaipemerapan penelitian ilmiah dan metode pemecahn masalah secara ilmiah bagi penyelesaian permasalahan yang dihadapi guru di dalam mengajar.
3)      Supervisi ilmiah dipandang sebagai idiologi demoktratis. Maksudnya setiap penilaian dan pemimbangan terhadap baik buruknya seorang guru dalam mengajar, harus didasarkan pada penelitian dan nalisi statistic yang ditemukan dalam pemelitian terhadap problem pembelajaran yang dihadapi oleh guru.
Ø  Supervisi klinis
Ø  Supervisi artistik
Ø  Integrasi antara ketiga pendekatan tersebut


E.     TUJUAN SUPERVISI PEMBELAJARAN
Tujuan supervisi pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam meningkat proses belajar melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan profesional kepada guru. Jika proses belajar meningkat maka hasil belajar diharapkan meningkat. Adapun tujuan supervisi sebagai berikut:[6]
a.       Mempebaiki proses  belajar mengajar.
b.      Perbaikan tersebut dilaksanakan oleh supervisi.
c.       Supervisi dilakukan oleh supervisor.
d.      Sasaran supervisi adalah guru dan orang lain yang ada kaitannya atau dalam rangka memberikan layanan supervisi kepada guru.
e.       Secara jangka panjang, maksud supervisi adalah memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan.
f.       Memperbaiki matei dan kegiatan belajar mengajar.[7]
g.      Memperbaiki media belajar mengajar.
h.      Memperbaiki sikap guru atas tugasnya.
i.        Memperbaiki metode belajar mengajar.


F.      PRINSIP SUPERVISI PEMBELAJARAN
Berikut adalah prinsip-prinsif supervisi pembelajaran adalah sebagai berikut:[8]
a.       Supervisi merupakan bagian yang integral dalam program pendidikan.
b.      Semua guru dan berhak memerlukan bantuan dari supervise.
c.       Supervisi hendaknya disesuiankan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan daripersonil sekolah.
d.      Supervisi hendaknya mampu menjelasakan tujuan dan sasaran sekolah.
e.       Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua angota staf sekolah.
f.       Tanggung jawab pengprograman supervisi berada dalam kepala sekolah dan penilik bagi sekolah yang ada di wilayahnya.
g.      Harus ada dan ayang membiayai program kegiatan supervisi dalam anggaran tahunan.
h.      Efektivitas supervisi hendaknya di nilai secara periodikoleh para peserta.
i.        Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalm praktek penemuan penelitian pendidikan yang mutakhir.
Dalm penggolongan yang lebih rinci lagi, Djajadisasta mengumukakan prinsif supervisi pembelajaran menjadi prinsif fundamental dan prinsif praktis. Yang dimaksud dengan prinsif fundamental adalah supervisi pembelajaran dipandang sebagai bagian dari keseluruhan proses pendidikan yang tidak lepas dari dasar-dasar pendidikan nasional Indonesia, yakni pancasila. Yang dimaksud dengan prinsif praktis adalah kaidah-kaidah yang harus dujadikan pedoman praktis dalam pelaksanaan supervisi.
Adapun prinsif-prinsif supervisi pembelajaran sebagai berikut:[9]
a.       Ilmiah
b.      Kooperatif
c.       Kontutif
d.      Realistik
e.       Progresif
f.       Inovatif
g.      Menimbulkan perasaan aman bagi guru-guru
h.      Memberikan kesmpatan kepada suvervisor dan guru untuk mengevaluasi diri mereka sendiri.
Adpun prinsif-prinsif negative supervisi pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.       Tidak boleh dilaksanakan dengan otoriter.
b.      Tidak boleh mencari-cari kesalahan guru.
c.       Tidak boleh dilaksanakan berdasarkan tingginya pangkat.
d.      Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil.
e.       Tidak boleh dilepasakan dari tujuan pendidikan dan pembelajaran.
f.       Tidak boleh merasa dirinya lebih tahu daripada guru.
g.      Tidak boleh terlalu memperhatikan hal-hak yang terlalu kecildalmmengajar sehingga membelokkan maksud supervisor.
h.      Tidak boleh lekas kecewa jika mengalami kegagalan.


G.    FUNGSI SUPERVISI PEMBELAJARAN
Supervisi mempunyai fungsi agar dapat setiap pekerjaan yang dilakukan merupakan suatu hasil kerja yang sesuai dengan aturan dan norma yang telah ditetapkan. Ada fungsi utama supervisi menurut Pidarta dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:[10]
Ø  Fungsi utama: membantu sekolah yang sekaligus mewakili pemerintah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.
Ø  Fungsi tambahan: membantu sekolah dalm membina guru-guru agar dapat bekerja dengan baik dan dalam nmengadakan kontak dengan masyarakt dalamrangka menyesuaikan diri dengan tuntunan masyarakat serta sekaligus emelopori kemajuan masyarakat.
Ada banyak hal yang bisa diungkap dalam supervisi. Beberapa hal tersebut merupakan fungsi dari supervisi, diantaranya adalah sebagia berikut:[11]
a.       Dari pihak guru, dapat diketahui berbagai kekurangan, misalnya kurang semangat bekerja.
b.      Dari pihak siswa/ peserta didik, dapat diketahui kurang adanya kerajiana dan ketekunan siswa/paserta didik, menaati peratiran, dan lain sebagainya.
c.       Dari pihak prasarana, dapat diketahui kurang terpenuhinya syarat-syarat gedung, halaman, kesehatan, keamanan, dan lain sebagainya.
d.      Dari pihak kepala sekolah,dapat diketahui kurangnya tanggung jawab pengabdian, kewibawaan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Supervisi juga berfungsi mengordinasi, mentimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengordinasi semua usaha sekolah, melengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru. Nyatalah bahwa fungsi supervisi pembelajaran adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar meleui serangkaian upaya supervisi terhadap guru-guru dalam wujud professional.[12]
H.    PERANGKAT SUPERVISI PEMBELAJRAN
Otak manusia memilki kerebatasan, karena itu, alat bantu menjadi penting untuk menutupi ketrebatasan itu. Bagi supervisor yang akan melaksanakan supervisi, perlu menyiapkan aneka instrumen yang dibutuhkan. Terutama pada tahap persiapan, supervisor pembelajaran harus menyiapkan:[13]
Ø  Program supervisi dilaksanakan menurut kalender tertetu dan jenis kegiatannya, baik dalam rangka supervisi akademik maupun supervisi manajeial.
Ø  Format/ instrument supervisi, baik tes maupun nontes.
Ø  Materi pembinaan/supervisi,berupa subtans dan panduannya.
Ø  Buku catatan yang memuat hal-hal yang unikselam pelaksanan supervisi.
Ø  Data supervisi/pembinaan sebelumnya, berupa dokumen arsip capaian dan kendala yang muncul.
Ø  Tataguna instrument yang tersediapada saat pelaksanaan, apakah akan digunakan oleh observasi, wawancara atau mungkin tes.
Ø  Dokomen/naskah tertulis tindak lanjut. Berupa skema program tinjak lanjut yang dituangkan secara tertulis.

I.       PERANAN DAN TUGAS POKOK SUPERVISOR PEMBELAJARAN
Supervisor pengajaran lebih berperan sebagai “gurunya guru”.meraka adalah orang-orang yang siap membantu kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Supervisor pengajaran bukanlah seorang pengawas yang terkesan angker, bahan mungkin mencari-cari kesalahn guru.[14]
Menurut Oliva, peran supervisor pembelajran ada empat: pertama,koordinator. kedua, konsultan. Ketiga, pemimpin kelompok. Keempat, evaluator. Senad dengan itu, Wiles dan Bondi, mengemukakan peranan supervisor mencakup delapan bidang kompetensi, yaitu:
Ø  Developers of people
Ø  Curriculum developers
Ø  Instructional
Ø  Human relation worker
Ø  Staff developers
Ø  Administrators
Ø  Managerof change
Ø  Evaluator
Sejalan dengan itu, Glatthorn, mengemukakan kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor meliputi hal-hal yang berkaitan dengan:
Ø  The nature of teaching
Ø  The nature of adult development
Ø  The characteristics of good and effectif school
Salah satu tugas pokok administrator sekolah, selain administrator professional adalah juga sebagai supervisor. Tugas ini termasuk sebagai administrator sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.dalam kenyataannya, pelaksanaan supervisi oleh administrator sekolah, sebagai penawas, juga masih terfokus pada pengawasan administrasi. Pada umumnya administrator sekolah akan melakukan supervisi pengajaran pada guru melelui kinjungan kelas, apabila ia mendapat laporan mengenai kinerja guru yang kurang baik, atau berbeda dengan teman-temannya yang lain.[15]

  













BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Supervisi pembelajaran sering diartikan sebagai serangkaian bantuan usaha dari guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, dan pengawasan serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Adapun tipe-tipe supervisi pembelajaran adalah inspeksi, laisse faire, coersive, training dan guidance, demokratis. Sedangkan pendekatan supervisi pembelajaran adalah Supervisi ilmiah, supervisi klinis, supervisi artistik dan integrasi antara ketiga pendekatan tersebut.
Supervisi juga mempunyai fungsi agar dapat setiap pekerjaan yang dilakukan merupakan suatu hasil kerja yang sesuai dengan aturan dan norma yang telah ditetapkan. Supervisor pengajaran lebih berperan sebagai “gurunya guru”.meraka adalah orang-orang yang siap membantu kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Supervisor pengajaran bukanlah seorang pengawas yang terkesan angker, bahan mungkin mencari-cari kesalahn guru.










DAFTAR  PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Efektif  Supervisi Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. 2012.

Imron, Ali. Supervisi Pembelajaran Tingkat  Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.

Sudarwan, Danim. dan Khairil. Profesi Pendidikan Bandung: Alfabeta. 2012.

Herabudin. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2009.

Fathurrohman, Pupuh., dan AA Suryana., Supervisi Pendidikan dalam Mengembangkan Proses Pembelajran, Bandung: Refika  Aditama, 2011.


[1] Herabudin., Administrasi dan Supervisi Pendidika, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hlm. 195.
[2] Ibid., hlm. 195-196.
[3] Ali Imron., Supervisi pembelajaran Tingkat  Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 8.
[4] Danim, Sudarwan, dan Khairil., Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm.169-70.
[5] Ibid., hlm. 171-173.
[6] Jamal Ma’mur Asmani., Tips Efektif  Supervisi Sekolah, Jogjakarta: Diva Press, 2012, hlm .84.
[7] Ali Imron., Supervisi pembelajaran Tingkat  Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 11.
[8] Jamal Ma’mur Asmani., Tips Efektif  Supervisi Sekolah, Jogjakarta: Diva Press, 2012, hlm .86-88.
[9] Ali Imron., Supervisi pembelajaran Tingkat  Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm.13-15.
[10] Fathurrohman, Pupuh., dan AA Suryana., Supervisi Pendidikan Dalam Mengembangkan Proses Pembelajran, Bandung: Refika  Aditama, 2011.
[11] Jamal Ma’mur Asmani., Tips Efektif  Supervisi Sekolah, Jogjakarta: Diva Press, 2012, hlm . 85-86.
[12]  Ali Imron., Supervisi pembelajaran Tingkat  Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 12.
[13] Danim, Sudarwan, dan Khairil., Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm. 173-174.
[14] Ibid., hlm. 158-159.
[15] Ibid., hlm.160.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar